Kamis, 27 Maret 2014

Karangsambung

    Karangsambung, Kebumen

Karangsambung adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.  Di Kecamatan Karangsambung terdapat Lokasi Cagar Alam Geologi Nasional yang dikelola oleh Balai Informasi Dan Konservasi Kebumian Karangsambung-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Cagar Alam Geologi Nasional-Karangsambung merupakan laboratorium alam untuk mempelajari geologi pada khususnya dan kebumian pada umumnya. Terdapat berbagai batuan yang berumur antara 125 - 65 juta tahun yang lalu. Pada zaman tersebut kawasan Karangsambung merupakan dasar samudera. Akibat tumbukan antara tiga lempeng bumi, maka kawasan Karangsambung sekarang terangkat ke permukaan. Kawasan Karangsambung, bisa dikatakan laksana suatu monumen atau taman batuan hasil evolusi bumi mulai Zaman Kapur (sekitar 120 juta hutan yang lalu) sampai sekarang. Pada kawasan ini bisa dijumpai bukti-bukti batuan hasil tumbukan Lempeng Samudera Hindia Australia dengan Lempeng Benua Eurasia. Zona tumbukan ini sekarang telah bergeser kurang lebih 312 km ke arah selatan di dasar Samudera Indonesia.

Dilihat  dari sejarahnya, daerah ini sejak tahun 1963 telah dipergunakan untuk praktek lapangan para mahasiswa geologi di Indonesia. Kemudian pada tahun 1964 didirikan Kampus Geologi Lapangan yang kemudian pada tahun 1987 disempurnakan menjadi UPT (Unit Pelaksana Teknis) Laboratorium Alam Geologi Karangsambung - LIPI dengan SK Ketua LIPI Nomor 837/Kep/A.5/87, tanggal 8 Mei 1987. Di Karangsambung ini dapat dijumpai aneka ragam batuan, baik batuan beku, sedimen dan metamorf, yang terbentuk pada dasar samudera sampai tepi benua yang terbentuk, kesemuanya tercampur aduk dengan 'deformasi' yang kuat. 'Morfologi' nya merupakan hasil interaksi antara batuan, struktur geologi dan proses erosi, yang mencerminkan suatu 'pembalikan topografi', sehingga membentuk rangkaian gunung melingkar dengan lembah memanjang di tengahnya, menyerupai tapak kuda.

1  Geologi
Di Karangsambung terdapat berbagai batuan yang berumur antara 125 - 26 juta tahun yang lalu. Ketiga jenis batuan pembentuk kerak bumi yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf dapat dijumpai di Karangsambung. Batuan-batuan tersebut ada yang merupakan kepingan dari lantai samudra purba, batuan yang menjadi alas (pondasi) Pulau Jawa, bahkan batuan paling dalam di perut bumi yang muncul ke permukaan.
Batuan beku basaltik sebagai batuan intrusif dan aliran lava terletak di antara kedua formasi, yaitu Karangsambung dan Totogan.Pada beberapa tempat, batuan ini menunjukkan kekar tiang (collumnar joint) yang baik dan menunjukkan kontak dengan formasi Karangsambung (Gunung Parang dan Gunung Bujil). Batuan ini juga ada yang hadir sebagai breksi dan lava yang menunjukkan struktur bantal (pillow) dalam formasi Totogan.
Kelompok batuan ini memiliki aktivitas toleitik dan diinterpretasikan sebagai hasil vulkanisme bawah laut dengan erupsi di sekitar Dakah, Gunung Parang. Umur batuan ini diperkirakan sekitar 26 – 39 juta tahun yang lalu.
Kawasan yang menjadi objek keunikan geologi dapat diamati pada daerah seluas 20 x 20 Km2 atau pada batas koordinat 7o25’-7o36’LS dan 109o35’ - 109o41’ BT. Desa Karangsambung yang berada dan menjadi titik pusat di dalam kawasan ini terletak 19 Km di sebelah utara kota Kebumen. Bagian utara kawasan geologi Karangsambung merupakan bagian dari Lajur Pegunungan Serayu Selatan. Pada umumnya daerah ini terdiri atas dataran rendah hingga perbukitan menggelombang dan perbukitan tak teratur yang mencapai ketinggian mencapai 520 m di atas permukaan laut.
Para geolog menyebut lapangan geologi Karangsambung sebagai lapangan geologi terlengkap di dunia. Ia merupakan jejak-jejak tumbukan dua lempeng bumi yang terjadi 117 juta tahun – 60 juta tahun. Ia juga merupakan pertemuan lempeng Asia dengan lempeng Hindia. Daerah Luk Ulo merupakan lapisan pratersier tertua yang umurnya diperkirakan sudah 117 juta tahun. Verbeek (1891)—geolog Belanda—adalah orang yang pertama kali melakukan penelitiaan di sana. Akan tetapi hasil penelitian ini baru dipetakan secara geologi oleh Harlof pada tahun 1933. Sukendar Asikin adalah geolog Indonesia pertama yang mengulas geologi daerah Karangsambung berdasarkan teori tektonik lempeng.

     Geomorfologi
Karangsambung mempunyai tiga tipe morfologi yaitu bentuklahan bentukan asal proses struktural (patahan dan lipatan), bentuklahan bentukan proses denudasional (perbukitan sisa, terisolir), dan bentuklahan bentukan asal proses fluvial (dataran banjir, daerah pengendapan, poin bar, danau tapal kuda, gosong sungai). Secara umum wilayah Karangsambung merupakan daerah perbukitan dengan kondisi aliran permukaan cepat dan juga potensii air tanah yang sedikit. Pola dari keberadaan pemukiman mengikuti jalur sungai sehingga menandakan bahwa masyarakat masih tergantung dengan keberadaan sungai dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bentukan lahan asal struktural (endogen) pada kawasan ini meliputi 2 macam yaitu berupa daerah lipatan dan daerah patahan. Daerah lipatan berupa suatu antiklinal yang telah mengalami erosi dan berubah menjadi lembah antiklin yang memiliki material berupa batuan sedimen yaitu batu pasir dan breksi. Daerah patahan terdapat di sebelah utara yang merupakan daerah melange, material yang terdapat pada daerah tersebut meliputi antara lain sekis, filit, grewake, serpentinit, gabro, batu gamping, basalt. Bentuklahan denudasional merupakan suatu bentukan lahan dipermukaan yang telah mengalami/terkena tenaga dari proses eksogen. Pelapukan yang terjadi mengakibatkan proses gradasi dan agrasi permukaan. Pada kawasan ini proses erosi sangat mudah terjadi walaupun dalam ruang lingkup yang kecil, seperti pada daerah Waturanda perlapisan batuan sangat terlihat dan tanah yang terjadi masih relatif tipis berada diatas bidang batuan yang padu, ketika terjadi hujan maka longsoran-longsoran tanah kerap terjadi. Pada daerah perbukitan terisolasi terjadi pula longsoran tanah yang mengakibatkan wilayah disekitarnya tertimbun material longsoran. Kebanyakan proses pelapukan ini merupakan pelapukan fisika dan menyebabkan longsor akibat adanya tenaga grafitasi oleh beban air pada waktu hujan.
Bentuklahan fluvial pada kawasan hanya sebagian kecil saja yaitu hanya disekitar sungai. Bentuklahan fluvial dipengaruhi oleh adanya tenaga air yang mengalir sehingga proses erosi, transportasi dan sedimentasi dari material-material permukaan di proses pada zona ini. Bentuklahan fluvial di kawasan meliputi daerah dataran aluvial yang secara material penyusun merupakan daerah yang subur akan tetapi daerah yang sering terkena dampak banjir pada saat sungai meluap. Gosong sungai adalah dasar dari sungai tersebut, sungai yang melewati kawasan Karangsambung ini merupakan sungai meander sehingga banyak ditemukan poin bar-poin bar yang merupakan material yang terendapkan oleh transportasi air. Proses hydrolic action yang berupa menumbuk, menggerus dan menggendapkan sangat intensif terjadi. Selain banyak terdapat endapan akibat hydrolic action tersebut maka semakin lama sungai semakin tidak terkontrol, meandering yang terjadi semakin besar dan akan memotong sungai mencari jalur yang lebih pendek. Daerah yang dinggalkan akan membentuk seperti danau yang mirip dengan tapal kuda dan juga terdapat sungai mati.

1  Tanah
Kondisi tanah di Karangsambung yang bermacam-macam jenisnya dipengaruhi oleh jenis batuan yang ada di sekitar tanah tersebut. Tanah senantiasa mengalami evolusi, pada saat terbentuk akan mengambil sifat-sifat batuan induknya. Tetapi tanah akan senantiasa mengalami sirkulasi pertumbuhan dengan stadia muda, dewasa dan tua. Pengaruh dari luar akan mengubah keadaan asli dari masa tanah. Begitu kuatnya pengaruh dari luar akan banyak menentukan ciri-ciri tanah, pengaruh luar yang utama adalah iklim. Pengaruh yang lain adalah vegetasi yang sebenarnya juga ditentukan oleh iklim. Faktor iklim yang menetukan adalah hujan (presipitasi).

Terjadinya gerakan tanah disebabkan oleh adanya gerakan masa batuan, misalnya yaitu terjadi debris avalance, hanging valley, maupun soil creep. Tanah yang merayap (soil creep) ini merupakanm gejala umum yang terjadi di permukaan bumi, karena gerakannya yang lambat sehingga perubahan yang terjadi tidak dapat diamati secara langsung, tetapi hanya bisa diamati gejala-gejalanya saja.
Iklim tropis dalam kawasan menyebabkan terjadinya pelapukan yang intensif.Pada musim kemarau daerah ini sangat panas dan banyak partike-partikel tanah yang terurai sehinga ketika terjadi musim penghujan partikel-partikel tanah tersebut tererosi dan terendapkan di sungai Luk Ulo yang merupakan sungai utama di kawasan ini.

1  Vegetasi
Vegetasi di lokasi Karangsambung adalah beraneka ragam sesuai dengan kondisi tanah yang ada di daerah tersebut.Tanah yang terletak pada daerah banjir relatif subur karena mengandung banyak materi dari aliran air banjir yang melewati. Pada kawasan Karangsambung ini  ditemukan banyak vegetasi yaitu diantaranya padi, ketela pohon, kelapa, sengon, kayu jati, bambu dll. Pola penyebaran vegetasi di daerah ini adalah menyebar yang dipengaruhi oleh relief daerahnya yang tidak rata, berbatu, dan berlapis-lapis.
Vegetasi yang terdapat di daerah Karangsambung antara lain di sepanjang perjalanan menuju pos-pos Karangsambung banyak sekali terlihat adanya semak-semak, pepohonan keras dan beberapa hutan pinus, persawahan yang dikelola oleh masyarakat sekitar selain itu perkebunan baik yang ditanami ketela maupun tanaman yang lain juga tampak terlihat. Tumbuhan penutup atau hutan sudah agak berkurang, karena di beberapa tempat telah terjadi pembukaan hutan untuk berladang atau dijadikan hutan produksi (jati dan pinus).
Untuk pola penyebaran vegetasi yang dapat kita amati selama di Karangsambung yaitu sangat teratur karena telah memperhatikan komposisi tanaman yang diperlukan. Misalnya pada daerah bukit Totogan terdapat vegetasi padi yang sangat beragam dan sejenis atau dapat dikatakan homogen. Kehidupan vegetasi di Karangsambung dapat dikatakan baik karena hampir semua vegetasi di daerah ini dapat hidup dengan baik.

1Iklim
Secara umum, iklim adalah jalannya keadaan cuaca atau keseluruhan dari gejala cuaca di daerah tertentu sepanjang tahun atau keteraturan keadaan udara untuk periode yang lama. Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim diantaranya radiasi matahari, suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, curah hujan dan keadaan angin.Suhu di suatu tempat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut dan jarak dari pantai.Semakin tinggi suatu tempat suhu rata-ratanya semakin rendah, demikian pula semakin jauh dari pantai suhu rata-ratanya semakin rendah.
Musim hujan di daerah Karangsambung berlangsung dari Oktober hingga Maret, dan musim kemarau dari April hingga September.Masa transisi diantara kedua musim itu adalah pada Maret-April dan September-Oktober.Musim hujan di daerah ini berlangsung dari Oktober hingga Maret, dan musim kemarau dari April hingga September.Masa transisi diantara kedua musim itu adalah pada Maret-April dan September-Oktober.Tumbuhan penutup atau hutan sudah agak berkurang, karena di beberapa tempat telah terjadi pembukaan hutan untuk berladang atau dijadikan hutan produksi (jati dan pinus).

2Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu tentang air yang ada di bumi, yaitu keterdapatannya, sifat-sifat fisis dan kimiawinya, sirkulasi dan penyebarannya, serta reaksinya terhadap lingkungan, termasuk hubungannya dengan kehidupan.Secara meteorologis, air merupakan unsur pokok paling penting dalam atmofer bumi. Air terdapat sampai pada ketinggian 12.000 hingga 14.000 meter, dalam jumlah yang kisarannya mulai dari nol di atas beberapa gunung serta gurun sampai empat persen di atas samudera dan laut. Bila seluruh uap air berkondensasi (atau mengembun) menjadi cairan, maka seluruh permukaan bumi akan tertutup dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm. Air terdapat di atmosfer dalam tiga bentuk: dalam bentuk uap yang tak kasat mata, dalam bentuk butir cairan dan hablur es. Kedua bentuk yang terakhir merupakan curahan yang kelihatan, yakni hujan, hujan es, dan salju. 
Karangsambung dialiri beberapa sungai utama maupun anak sungai yakni, sungai Luk Ulo dengan anak sungainya Kali Mandala, Kali Muncar, Kali Brengkok, Kali Cacaban, selain itu terdapat juga sumber air panas, sumber air panas Krakal. DAS Luk Ulo mempunyai luasan sebesar 676 Km2, curah hujan di daerah hulu mencapai 2500 – 3250 mm/tahun, dan kurang dari 2600 mm/tahun di daerah hilir. Pada musim penghujan di DAS Luk Ulo mempunyai debit yang sangat tinggi dan ketika musim kemarau debit yang terjadi sangat kecil. DAS Luk Ulo ini berada di Jawa Tengah yang merupakan salah satu DAS yang telah mengalami degradasi lingkungan dan eksploitasi sedimen yang mengakibatkan ketidakseimbangan DAS. Pada saat ini kondisi lingkungan hulu DAS Luk Ulo telah mengalami degradasi. Tingkat degradasi tersebut ditandai oleh besarnya fluktuasi debit sungai antara musim hujan dengan kemarau, terjadinya perubahan tata guna lahan, menipisnya permukaan tanah, terbentuknya selokan atau parit alami, perubahan vegetasi, kekeruhan dan pengendapan sedimen di sungai, terjadinya gerakan tanah serta kurang tersedianya sumber daya air pada musim kemarau. Tingginya pengendapan pada Sungai Luk Ulo telah dimanfaatkan melalui aktivitas penambangan pasir dan batu (sirtu), hal tersebut berakibat pada kerusakan lingkungan terutama terjadinya erosi dan gerakan tanah pada tebing sungai.

Selasa, 25 Maret 2014

Perbedaan arus turbid atau turbidit


Arus turbid atau turbidity currents adalah air sarat sedimen yang bergerak menuruni lereng bawah laut (continental slope). Arus ini terbentuk saat pasir dan lumpur di continental shelf dan slope terlepas, kemungkinan besar karena gempa, lalu.. gruduk gruduk.. bergerak turun dan mengerosi dasar laut yang dilewatinya. Hasil endapan arus turbid disebut turbidites. Ciri khasnya, endapan arus turbid berstruktur graded bedding: perlapisan yang butirnya makin besar ke bawah. Kok bisa? Setelah arus turbid mencapai dasar lereng, sedimen-sedimen yang tersuspensi mulai mengendap. Sedimen yang lebih kasar bin berat terendapkan lebih dahulu baru diikuti sedimen yang lebih kecil semacam lanau dan lempung (Susanta).

Minggu, 10 November 2013

PENGERTIAN SIRKUM PASIFIK DAN SIRKUM MEDITERANIA

Pegunungan

Daerah pegunungan merupakan daerah yang terdiri atas bukit-bukit dan gunung-gunung sehingga tampak membentuk suatu rangkaian. Ada dua system pegunungan lipatan muda di permukaan bumi, yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik. 

sirkum mediterania dan sirkum pasifik 

a. Sirkum Mediterania
Sirkum Mediterania berawal dari Pegunungan Alpen di Eropa kemudian menyambung ke Pegunungan Himalaya di Asia dan masuk ke wilayah Indonesia melalui Pulau Sumatra. Pegunungan Sirkum Mediterania ini terbagi menjadu dua jalur utama, yakni sebagai berikut :
1. Busur dalam
Busur dalam dari rangkaian Sirkum Mediterania bersifat vulkanis.
2. Busur luar
Busur luar dari rangkaian Sirkum Mediterania, tidak bersiat vulkanis.]
 

b. Sirkum Pasifik
Sirkum Pasifik dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan, kemudian bersambung ke Pegunungan Rocky di Amerika Utara. 



Pengertian Sirkum Mediterania
Sirkum Medetarian berawal dari Pegunungan Alpen di Eropa kemudian menyambung ke pegunungan Himalaya di Asia lalu memasuki Indonesia melalui Pulau Sumatra. Jalur Sirkum Medetarian di Indonesia membentang dari Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku. Di Indonesia Sirkum Meditarian di Indonesia terbagi menjadi dua Busur, sebagai berikut :
Busur Dalam Vulkanik
Busur dalam dari rangkaian Meditarian bersifat vulkanis. Yang menyababkan banyak Gunung api aktif di sekitar rangkaian Sirkum Meditarian. Contoh gunungapi tersebut adalah :Gunung Kerinci, Gunung Leuseur,dan Gunung Krakatau
Busur Luar Nonvulkanik
Busur luar dari rangkaian Meditarian tidak bersifat vukanis. Busur luar sirkum Meditarian membentang di pantai barat Sumatra, seperti Pulau Simeul, Nias, Mentawai, dan Enggano, pantai selatan Jawa, dan pantai selatan Kepulauan Nusa Tenggara.
Pengertian Sirkum Pasifik
Sirkum Pasifik berawal dari dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan, lalu bersambung ke pegunugan Rocky di Amerika Utara, lalu ke Jepang, Filipina, sampai akhirnya sampai ke Indonesia melalui Sulawesi. Sirkum Pasifik juga bercabang ke Pulau Halmahera dan akhirnya sampai di Papua.

Di sepanjang dua jalur ini membentang gunung api aktif yang siap mengeluarkan muntahan abu vulkanik kapan saja. Hampir seluruh wilayah di Indonesia dilalui kedua jalur ini, hanya Pulau Kalimantan yang tidak. Itu sebabnya tidak ada gunung api di Pulau ini dan wilayah ini aman dari gempa.


Sumber: wikipedia

Selasa, 29 Oktober 2013

Rotasi dan Revolusi Bumi

Rotasi dan Revolusi Bumi
Rotasi  Bumi
a.      Pengertian Rotasi bumi

Rotasi bumi merupakan proses berputarnya bumi mengelilingi matahari dari arah barat ke timur yang berlawanan dengan arah jarum jam.


a.      Akibat akibat dari rotasi bumi
1.      Adanya pergantian siang dan malam
Bagian permukaan yang mendapatkan sinar matahari dikatakan dalam keadaan siang hari, sedangkan bagian permukaan bumi yang tidak mendapat sinar matahari disebut malam hari. Jadi, rotasi bumi menyebabkan separuh bola bumi mengalami siang hari selama 12 jam, dan separuhnya lagi mengalami malam hari selama 12 jam.

2.      Gerak semu matahari dan bintang
Gerakan matahari dan bintang yang terbit di arah timur dan tenggelam di arah batar merupakan gerak semu dari matahari dan bintang-bintang. Karena bumi berotasi dari arah barat ke timur, maka benda-benda langit seperti matahari dan bintang kelihatan bergerak dari timur ke barat.

3.      Perbedaan waktu untuk daerah bujur yang berbeda
Bumi berputar pada sumbunya selama 24 jam. Hal itu berarti setiap 1 jam = 15o bujur atau setiap 1 bujur sebesar 4 menit. Jadi daerah yang lintang bujurnya tidak sama, waktunya juga berbeda.


Revolusi Bumi
a.      Pengertian Revolusi Bumi
Revolusi bumi merupakan sebuah peristiwa pergerakan bumi mengelilingi matahari selama 365 hari 9 menit 10 detik beredar dari barat ke timur. Dengan kecepatan 30 km/det. Melalui lintasan yang berbentuk elips dengan kelilingnya sepanjang 943.000.000 km. 


a.      Akibat dari Revolusi Bumi
1.      Perbedaan Semu tahunan
Bidang ekliptika membentuk sudut 23 ½o equator langit. Itulah sebabnya matahari dalam satu tahunnya bergerak antara 23 ½o  LU – 23 ½o LS.
Ada empat titik penting pada ekliptika:
a)      Titik potong antara ektiptika dengan equator langit.
o   Titik aries atau titik musim semi (21 Maret); ketika matahari di titik ini, dibelahan bumi utara permukaan musim semi.
o   Titik musim gugur (23 september); ketika matahari di titik ini, dibelahan bumi utara permukaan musim gugur.
b)     Titik potong yang terjauh dengan equator, dinamakan juga solistitium yaitu titik pemberhentian matahari.
o   Titik musim panas (21 juni); dinamakan solistitium musim panas atau solistitium utara. Ketika matahari dititik ini, di belahan bumi utara permukaan musim panas.
o   Titik musim dingin (33 desember ); dinamakan solistitium musim dingin atau solistitium selatan. Ketika matahari di titik ini, dibelahan permulaan musim dingin.
Sepanjang ekliptika kira-kira 10o ke kanan dan 10o ke kiri terdapat 12 rasi bintang yang berderet membentuk sebuah gelang yang dinamakan Zodiak ke 12 rasi bintang tersebut.

2.      Pergeseran matahari antara 23 ½ LU (Garis Balik Utara) – 23 ½ LS (Garis Balik Selatan)
a.       Tanggal 21 maret , matahari tepat di khatulistiwa untuk semua tempat di bumi.
Keistimewaan tanggal 21 Maret:
o   Matahari terbit tepat di timur, dan terbenam tepat dibarat.
o   Panjang siang - panjang malam
o   Jika berada di ekuator , misalnya di Pontianak  pada jam 12.00 matahari tepat di Zenit.
o   Di kutub selatan permulaan malam,dan di kutub utara permulaan siang.
b.      Tanggal 21 Juni ,matahari dalam kedudukan paling utara yaitu pada garis 23 ½  0 LU.
Keistimewaan tanggal 21 juni:
o   Matahari terbit di tempat paling utara da terbenamjuga di tempat paling utara.
o   Dikutub selatan tepat tengah malam, dan di kutub selatan sebaliknya.
o   Di tempat-tempat belahan utara siang lebih panjang daripada malam hari, di tempat-tempat belahan bumi selatan sebaliknya.
c.       Tanggal 23 September, matahari kembali beredar di khatulistiwa. Arah sumbu perputaran bumi sama dengan arah sumbu perputaran bumi pada tanggal 21 maret.
Keistimewaan tanggal 23 september:
o   Matahari terbit tepat di titik timur dan terbenam tepat di titik barat.
o   Panjang siang  sama dengan panjang malam.
o   Di khatulistiwa pada jam 12.00, matahari tepat di Zenit.
o   Di kutub selatan permulaan siang hari dan di kutub utara permulaan malam hari
d.      Pada tanggal 22 desember, matahari dalam kedudukan paling selatan yaitu pada garis 23 ½ 0  LS.
Keistimewaan tanggal 22 Desember:
o   Matahari terbit dan terbenam di tempat yang paling selatan.
o   Ditempat-tempat  belahan bumi selatan siang hari lebih panjang dari malam hari, di tempat-tempat belahan bumi utara sebaliknya.
o   Di kutub selatan tepat siang harridan di kutub utara sebaliknya.
    
3.      Terjadinya perubahan musim
Akibat dari pergerakan semu tahunan matahari, terjadi perubahan musim sebagai berikut:
Tanggal 21 Maret:
o   Belahan bumi bagian utara musim semi
o   Belahan bumi selatan musim gugur
o   Di Indonesia saat peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau.
Tanggal 21 Juni:
o   Belahan bumi utara musim panas
o   Belahan bumi selatan musim dingin.
o   Di Indonesia sedang pertengahan musim kemarau
Tanggal 23 September:
o   Belahan bumi utara musim gugur
o   Belahan bumi selatan musim semi
o   Di Indonesia saat peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan
Tanggal 22 Desember:
o   Belahan bumi utara musim dingin
o   Belahan bumi selatan musim semi
o   Di Indonesia musim penghujan


4.      Terjadinya hari panjang dan hari pendek
Pada saat matahari di garis balik utara, maka di daerah lintang tengah utara dan kutub utara dan kutub utara bumi mengalami siang hari panjang dan malam hari pendek. Sedangkan daerah lintang tengah selatan dan kutub selatan mengalami siang hari pendek dan malam hari panjang. Pada saat matahari di garis balik selatan terjadilah hal sebaliknya.

Sumber: wikipedia


Kamis, 10 Oktober 2013

Teori Terbentuknya Tata Surya

Teori Penciptaan Planet Bumi
Teori-teori tentang proses terbentuknya tata surya
 1. Hipotesis Kabut (Nebula)
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere De Laplace (1796).Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.Teori  nebula ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu
·         Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar.
·         Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
·         Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.

2.  Hipotesis Planetesimal

Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomiAmerika bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, Pada suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya hampir sama dengan matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga hampir menjadi tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.
          Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar meninggalkan permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi yang terlempar mulai menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal. Planetisimal- Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari

 3.  Hipotesis Pasang Surut Gas (Tidal)


          Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar itu.
          Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.

4. Hipotesis Peledakan Bintang
Teori ini dikemukakan oleh ahli astronomi dari inggris Fred Hoyle pada tahun 1956. Teori ini diberi nama teori bintang kembar karna Fred Hoyle beranggapan bahwa tata surya (matahari dan planet) terbentuk dari dua buah bintang, yang kemudian salah satunya hancur dan membentuk planet dan yang lainnya menjadi bintang (matahari) adpun alasan dari pendapat ini karena setelah penelitian terhadap tata surya lain ternyata ada tata surya yang memiliki bintang kembar, oleh karna itulah Fred Hoyle beranggapan bahwa tata surya kita terbentuk dari proses meladaknya bintang kembar. Adapun uraian dari teori tersebut adalah sebagai berikut:
Pada awalnya di tata surya kita ada dua buah bintang kembar yaitu matahari dan kembarannya. Entah karenaa sebab apa kemudian lama kelamaan kembaran dari matahari tersebut mengalami ledakan ledakan kecil hingga pada suatu ketika kemudian kembaran dari maahari tersebut benar-benar meledak menjadi serpihan-serpihan kecil dan debu-debu.
Serpihan dan debu tersebut kemudian terperangkap oleh gaya gravitasi matahari, namun tidak tersedot masuk. Kemudian debu-debu yang terbentuk ni berkumpul dan mempilin sehingga membentuk planet dan serpihan-serpihan batuan membentuk jalur asteroid yang memisahkan planet dalam dan luar.

5. Hipotesis Kuiper
Informasi mutahir mengenai komposisi bintang dan planet menyatakan bahwa planet-planet dan matahari muncul pada saat yang sama. Astronom bernama Gerard P. Kuiper (1905-1973) mengemukakan bahwa semesta terdiri dari formasi bintang-bintang. Menurut dia, dua pusat yang memadat berkembang dalam satu awan antarbintang dari gas hydrogen. Pusat yang satu lebih besar daripada pusat yang lainnya dan kemudian memadat menjadi bintang tunggal yaitu matahari.
Peristiwa berikutnya kabut menyelimuti pusat yang lebih kecil yang disebabkan oleh adanya gaya tarik dari massa yang lebih besar. Gaya ini menyebabkan awan yang lebih kecil terpecah-pecah menjadi awan-awan yang lebih kecil lagi yang disebut protoplanet. Setelah suatu periode waktu yang lama, protoplanet tersebut menjadi planet-planet seperti yang dilihat sekarang ini. Jika kedua awan itu mempunyai ukuran yang sama, maka akan terbentuk bintang ganda. Formasi bintang ganda sangat sering terjadi di alam semesta.
Ketika matahari memadat, ia akan menjadi begitu panas sehingga sebagian besar energi radiasi dipancarkan. Energy itu cukup kuat untuk mendorong gas-gas yang lebih terang, seperti hydrogen dan helium, dari awan yang menyelubungi protoplanet-protoplanet yang paling dekat ke matahari.

Daftar Rujukan:
1.      Admiranto, A.G. Menjelajahi Tata Surya. 2009: Kanisius
2.      Wardiyatmoko, K. Geografi untuk SMA Kelas X. 2006. Erlangga
3.   Wikipedia








GEOGRAFI KEPESISIRAN

 GEOGRAFI KEPESISIRAN Sumber: https://koleksihalim.blogspot.com/2012/02/profil-pantai.html 1. Pertemuan Pertama - Klik Materi 2. Pertemuan K...