Kamis, 26 September 2013

Proses Terbentuknya Bumi

Proses Terbentuknya Bumi


Proses pembentukan Bumi di atas hampir sama dengan pendapat Kant-Laplace yang mengemukakan bahwa Bumi ini mulai terbentuk selama bermiliar tahun yang lalu ketika dilepaskan dari matahari dalam bentuk gas pijar, yang lambat laun mendingin dan membentuk kerak batuan.


Kejadian asal muasal bumi bermula dari awan raksasa yang selalu berputar di antariksa. Awan raksasa tersebut akan membentuk bola-bola yang menarik butir-butir debu dan gas. Bola-bola debu dan gas inilah awal mula terbentuknya Bumi, planet-planet, serta bulan-bulan lain.

Saat gravitasi Bumi semakin besar, gas dan debu tersebut akan termampat dan semakin lama semakin padat. Hal ini menyebabkan Bumi semakin panas dan menjadi bola berpijar. Bagian luar Bumi lambat laun mulai mendingin dan mengeras. Tetapi Bumi belum dingin sama sekali. Bagian tengah Bumi masih sangat panas.

Walaupun banyak teori atau pendapat dari para ilmuwan tentang proses pembentukan Bumi, tetapi tidak seorang pun yang sungguhsungguh mengetahui dengan pasti bagaimana dan kapan Bumi terbentuk. Ya, menjadi tantangan bagi dunia ilmu pengetahuan yang suatu saat bisa kamu pecahkan.
Proses perkembangan planet

Bumi dari masa ke masa tidak dapat dipisahkan dengan sejarah terbentuknya tata surya. Hal ini dikarenakan Bumi merupakan salah satu anggota keluarga Matahari, di samping planet-planet lain, komet, asteroid, dan meteor.

Berdasarkan hipotesis nebula (teori kabut gas) yang dikembangkan oleh seorang ahli filsafat Jerman, Immanuel Kant (1755) serta ahli astronomi Prancis, Pierre Simon Marquis de Laplace (1796), diperoleh gambaran bahwa sistem tata surya berasal dari massa gas (kabut gas) yang bercahaya dan berputar perlahan-lahan.

Massa gas tersebut secara berangsur-angsur mendingin, mengecil, dan mendekati bentuk bola. Oleh karena massa gas itu berotasi dengan kecepatan yang makin lama semakin tinggi, pada bagian khatulistiwanya (ekuator) mendapat gaya sentrifugal paling besar, massa tersebut akhirnya menggelembung.

Akhir dari bagian yang menggelembung tersebut, ada bagian yang terlepas (terlempar) dan membentuk bola-bola pijar dengan ukuran berbeda satu sama lain.

Massa gas induk tersebut akhirnya menjadi Matahari, sedang kan bola-bola kecil yang terlepas dari massa induknya pada akhirnya mendingin menjadi planet, termasuk Bumi.

Pada saat terlepas dari massa induknya, planet-planet anggota tata surya masih merupakan bola pijar dengan suhu sangat tinggi. Oleh karena planet berotasi, ada bagian tubuhnya yang terlepas dan berotasi sambil beredar mengelilingi planet tersebut. Benda tersebut selanjutnya dinamakan Bulan (satelit alam).

Menurut hasil penelitian para ahli astronomi dan geologi, Bumi terbentuk atau terlepas dari tubuh Matahari sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Perkiraan kelahiran Bumi ini didasarkan atas penelaahan Paleontologi (ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa makhluk hidup purba di masa lampau) dan stratigrafi (ilmu yang mempelajari struktur lapisan-lapisan batuan pembentuk muka Bumi).

Gambar 2.13 Siklus Pembentukan Bumi

Ilustrasi siklus pembentukan Bumi terbagi menjadi:

(a) Bumi masih berbentuk bola pijar;
(b) Bumi mendingin berangsur-angsur membentuk litosfer;
(c) pembentukan atmosfer Bumi;
(d) Bumi terbentuk sempurna.

Pada saat terlahir sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, Bumi kita masih merupakan bola pijar yang sangat panas. Lama kelamaan secara berangsur-angsur Bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian luar Bumi membeku membentuk lapisan kerak Bumi yang disebut litosfer.

Selain pembekuan kerak Bumi, pendinginan massa Bumi ini mengakibatkan terjadinya proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa. Proses penguapan ini terjadi dalam jutaan tahun sehingga terjadi akumulasi uap dan gas yang sangat banyak.

Pada saat inilah mulai terbentuk atmosfer Bumi. Uap air yang terkumpul di atmosfer dalam waktu jutaan tahun tersebut pada akhirnya dijatuhkan kembali sebagai hujan untuk kali pertamanya di Bumi, dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Titik-titik air hujan yang jatuh selanjutnya mengisi cekungan-cekungan muka Bumi membentuk bentang perairan  laut dan samudra.

Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred Wegener (1912), dalam teorinya yang terkenal, yaitu Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory) mengemukakan bahwa sampai sekitar 200 juta tahun yang lalu, di Bumi baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua raksasa ini dinamakan Pangea, sedangkan kawasan samudra yang mengapitnya dinamakan Panthalasa.

Sedikit demi sedikit Pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar 180 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua, yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian selatan dinamakan Gondwana.

Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut Tethys pada saat ini merupakan jalur cebakan minyak Bumi di sekitar laut-laut di kawasan Timur Tengah.


Gambar 2.14 Continental Drift Theory Continental Drift Theory dari Alfred Wegener mengenai terbentuknya massa daratan Bumi.

Baik di antara Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecah-pecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan dengan kecepatan gerak berkisar antara 1–10 cm pertahun.

Dalam sejarah perkembangan planet Bumi, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua yang saat ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan Bumi utara), meliputi Eurasia, Amerika Utara, dan pulaupulau kecil di sekitarnya.

Adapun Gondwana merupakan cikal bakal benua-benua di belahan Bumi selatan, meliputi Amerika Selatan, Afrika, Sub Benua India, Australia, dan Antartika.
Sumber: wikipedia


Minggu, 08 September 2013

Tenaga Eksogen


Jenis Tenaga Eksogen

Pelapukan

Pelpukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
  1. Sinar matahari
  2. Air
  3. Gletser
  4. reaksi kimiawi
  5. kegiatan makhluk hidup (organisme)
Peroses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu :
Pelapukan Mekanik
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celha batu
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan kimiaai batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiridari dua macam, yaitu proses oksidasi dan proses hidrolisis.
Pelapukan Organik
Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas haewn (cacing tanah dan serangga).

Erosi

Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi angin (deflasi), Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi gletser (glasial)’
  • Tahapan dalam Erosi Air
Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebbagai berikut.
  1. Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
  2. Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh :                              1. warna air yang mengalir berwarna coklat                                                                                                                                                                                        2. warna air yang terkikis menjadi lebih pucat                                                                                                                                                                                    3. kesuburan tanah berkurang
  3. Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air
  4. Erosi ‘parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini tanah sudah rusak.
  • Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi
Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :
  1. tebing sungai semakin dalam
  2. lembah semakin curam
  3. pembentukan gua
  4. memperbesar badan sungai
Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang  terbentuk antara lain :
  1. Batu jamur
  2. Ngarai
Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :
  1. Dinding pantai yang curam
  2. relung ( lekukan pada dinding tebing)
  3. gua pantai
  4. batu layar
MASS WASTING
Mass Wasting atau dalam bahasa Indonesia adalah “pembuangan massa”, adalah sistem pengangkutan massa puing-puing batuan menuruni lereng akibat pengaruh langsung tenaga gravitasi.
Ketika gaya gravitasi yang bekerja pada lereng melebihi kekuatannya melawan, kemiringan kegagalan (mass wasting) terjadi. Kekuatanmaterial lereng dan kohesi jumlah gesekan internal antara bantuan bahan menjaga stabilitas lereng dan dikenal secara kolektif sebagai kekuatan geser lereng itu. Sudut yang curam pada kemiringan kohesi dapat menjaga aktivitas ini tanpa kehilangan stabilitas dan juga dikenal sebagai sudut atas istirahat. Ketika lereng memiliki sudut ini, kekuatan geser yang sempurna dapat menahan gaya gravitasi yang bekerja di atasnya. bentuk mass wasting antara lain;
-tanah longsor
-tanah amblas / ambruk
-tanah nendat ( longsor yang terputus putus )
-tanah mengalir
-lumpur mengalir
-rayapan tanah
SEDIMENTASI
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media airangines, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin. sedimentasi dapat dibedakan: a.sedimentasi air terjadi di sungai. b.sedimentasi angi biasanya disebut sedimentasi aeolis c.sedimentasi gletser mengahasilkan drumlin,moraine,ketles,dan esker, berikut jenis jenis sedimentasi:

Macam – macam sedimen / endapan

STALAKMIT DAN STALAKTIT
A. STALAKMIT
stalakmit merupakan kerucut karang kapur yang muncul dari bawah. Stalakmit pasangan dari stalaktit, yang tumbuh di lantai gua karena hasil tetesan air dari
atas langit-langit gua. Stalagmit juga dapat merujuk ke jenis jamur. Sebuah stalagmit (Inggris: / stæləɡmaɪt /, US: / stəlæɡmaɪt /; dari σταλαγμίτης Yunani -
stalagmit, dari σταλαγμίας – stalagmias, “menjatuhkan, menetes” ) adalah jenis speleothem yang naik dari lantai sebuah gua kapur karena tetesan solusi
mineralisasi dan deposisi kalsium karbonat. Formasi ini stalagmit terjadi hanya dalam kondisi pH tertentu dalam gua bawah tanah . Pembentukan terkait di
langit-langit gua dikenal sebagai sebuah stalaktit. Jika formasi tersebut tumbuh bersama, hasilnya adalah dikenal sebagai kolom.Aula Giants di Carlsbad Caverns
        Stalagmit biasanya tidak boleh disentuh, karena penumpukan batuan dibentuk oleh mineral mempercepat keluar dari larutan air ke permukaan tua, minyak
kulit dapat mengubah permukaan di mana air mineral akan melekat, sehingga mempengaruhi pertumbuhan formasi. Minyak dan kotoran dari kontak manusia juga bisa
menodai pembentukan dan perubahan warna permanen.  Struktur serupa juga dapat terbentuk dalam tabung lava, terkait dengan beberapa jenis lavacicles, meskipun mekanisme pembentukan sangat berbeda. Stalaktit dan stalagmit juga dapat terbentuk di langit-langit dan lantai beton, meskipun mereka bentuk yang jauh lebih cepat di sana daripada di lingkungan
gua alam.   Para stalagmit terbesar di dunia adalah 62,2 meter (204 kaki) tinggi dan terletak di gua Cueva Martin Infierno, Kuba. Di Pegunungan Zagros di Iran
selatan, sekitar 6 km (3,7 mil) dari kota kuno Bishapur, di gua Shapur pada keempat dari lima teras berdiri patung abad ke-3 Masehi Shapur I, penguasa kedua
dari Kekaisaran Sassanid. Patung, ukiran dari satu stalagmit, hampir 7 m (23 kaki) tinggi.
B.   B. STALAKTIT
                Stalaktit (bahasa Yunani: σταλάσσω, stalasso, artinya “yang menetes”) adalah jenis speleothem (mineral sekunder) yang menggantung dari langit-langit gua kapur. Ia termasuk dalam jenis batu tetes (bahasa Inggris: dripstone). Stalaktit dari jenis yang disebut “sedotan soda”, di gua Choranche, Vercors, Perancis.
               Stalaktit terbentuk dari pengendapan kalsium karbonat dan mineral lainnya, yang terendapkan pada larutan air bermineral. Batu kapur adalah batuan kalsium karbonat, yang dilarutkan oleh air yang mengandung karbon dioksida, sehingga membentuk larutan kalsium bikarbonat. Rumus kimia untuk reaksi ini adalah:
CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(aq) → Ca(HCO3)2(aq)
   Larutan ini mengalir melalui bebatu sampai mencapai sebuah tepi, dan jika tepi ini berada di atap gua maka larutan akan menetes ke bawah. Ketika larutan mengalami kontak dengan udara, terjadi reaksi kimia yang terbalik dari sebelumnya dan partikel kalsium karbonat tersimpan sebagai endapan. Reaksi kimia  terbalik tersebut adalah sebagai berikut.
Ca(HCO3)2(aq) → CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(aq)
         Tingkat pertumbuhan rata-rata stalaktit adalah 0,13 mm (0,005 inci) setahun. Pertumbuhan stalaktit tumbuh tercepat adalah yang dibentuk oleh air yang mengalir cepat serta kaya akan karbonat kalsium dan karbon dioksida, sehingga dapat tumbuh 3 mm (0,12 inci) per tahun.  Terbentuk dari tetesan air dari atap gua yang mengandung kalsium karbonat (CaCO3 ) yang mengkristal, dari tiap tetes air akan menambah tebal endapan yang membentuk kerucut menggantung dilangit-langit gua. Berikut ini adalah reaksi kimia pada proses pelarutan batu gamping :
                                        CaCO3 + CO2 + H2O → Ca2 + 2HCO3
MEANDER
Meander adalah bentuk sungai yang berkelok-kelok yang terjadi akibat adanya pengikisan dan pengendapan. Pembentukan meander diawali oleh aliran air sungai di hulu yang memiliki volume dan tenaga yang cukup kecil, sehingga pada bagian ini sungai belum mengalami pengikisan dan aliran sungai akan berusaha menghindari segala penghalang. Kemudian pada bagian tengah sungai dan hilir mulai terjadi pengendapan dan erosi secara terus-menerus. Air mulai mengalir dengan kecepatan yang berbeda, ketika mengalir pada lekukan pada suatu kelokan sungai.Air yang melewati lekukan yang menjorok keluar (cut bank) akan menyebabkan terjadinya erosi secara terus-menerus. Cut bank merupakan zona tanah yang tererosi oleh aliran sungai dalam pembentukan meander. Sehingga erosi ke arah samping (erosi lateral) yang terjadi dalam waktu yang lama akan menyebabkan cut bank semakin melebar. Sementara itu, di sisi lekukan yang lain akan terjadi pengendapan yang menyebabkan terbentuknya point bar. Point bar merupakan proses  sedimentasi yang dominan di dalam alur sungai. Bentuk dan ukuran point bar bervariasi tergantung pada besarnya alur sungai serta berkembang pada bagian lengkung dalam (inner band) alur sungai.Fenomena ini bila terjadi secara berulang-ulang akan membentuk kelokan pada sungai. Dan apabila proses ini terjadi pada beberapa bagian sungai, maka akan membentuk sungai yang berkelok-kelok yang disebut sebagai meander. Bagian-bagian dari meander antara lain :
a.Neck, yaitu bagian leher dari meander
b.Spur, yaitu bagian kepala dari meander
c.Undercut, yaitu bagian dari lengkung meander
d.Slip off slope, yaitu bagian lengkung meander yang selalu mendapat sedimentasi.
Meander yang terbentuk hasil pengikisan dan pengendapan ini dapat berupa beberapa macam, di antaranya adalah :
a.Meander mendalam
Meander mendalam adalah meander yang terjadi karena adanya erosi vertikal dan lateral, sehingga pengikisannya melebab dan mendalam.
b.Meander berteras
Meander berteras yaitu meander yang terjadi karena adanya pengangkatan yang bertingkat-tingkat, sehingga pada tepi-tepi lembah pada sisi kiri dan kana terjadi teras-teras. c.Meander lembah Meander lembah ialah meander yang terdapat pada lembah yang sudah mencapai stadium dewasa, lebar dari meander lembah ini dua puluh kali lebar sungai.
d.Meander bebas
Meander bebas adalah meander yang jalur meandernya tidak tertentu. Meander ini terjadi pada sungai yang sudah mencapai stadium tua dan banyak sekali bekasbekas yang ditinggalkan.
e.Meander pengikisan
Meander pengikisan adalah meander yang terjadi karena adanya pengangkatan atau penurunan permukaan laut (adanya peubahan gravitasi atau erosi basis) sehingga akan mengakibatkan erosi vertikal aktif kembali.
DELTA
Delta sungai atau Kuala adalah endapan di muara sungai yang terletak di lautan terbuka, pantai, atau danau, sebagai akibat dari berkurangnya laju aliran air saat memasuki laut. Tipe muara sungai yang lain adalah estuaria.Delta-delta yang terkenal Di muara sungai, air sungai yang sering keruh dan berwarna coklat bertemu dengan air laut yang umumnya jernih. Di tempat ini terdapat gundukan tanah yang dinamakan delta. Mengapa di muara sungai dapat terbentuk suatu delta? Delta ini terbentuk karena air sungai yang keruh coklat, membawa berbagai jenis kotoran dan tanah bertemu dengan ion-ion yang terdapat di air laut, mengalami koagulasi. Air sungai yang setiap hari tampak keruh coklat itumerupakan suatu koloid. Karena keruh, dapat diduga bahwa zat-zat yang menyatu dengan air sungai itu mayoritas berfasa padat. Koloid yang fasa terdispersinya padat dan medium pendispersinya cair, yaitu air, dinamakan sol. Dikatakan bahwa air sungai adalah koloid padat dalam cair (padat/cair atau s/l). Suatu koloid merupakan campuran antara homogen dan heterogen. Hal ini menjelaskan bahwa bagian terkecil koloid  berupa sekelompok partikel yang tersebar dalam medium pendispersinya. Masing-masing kelompok ini dapat stabil dalam waktu yang cukup lama berada diantara mediumpendispersi, karena dilindungi oleh ion-ion tertentu yang diadsorpsi oleh kelompok partikel tersebut. Oleh karena itu koloid memiliki muatan tertentu. Air laut rasanya asin, berarti mengandung garam. Garam yang diperoleh dari air laut dan sehari-hari dikenal sebagai garam dapur, rumus kimianya NaCl. Walaupun kandungan garam dalam air laut tidak hanya NaCl, namun kandungan terbanyak adalah NaCl. Jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa ini adalah ikatan elektrovalen atau lebih terkenal sebagai ikatan ion, karena ikatan ini menunjukkan adanya gaya elektrostatik antara ion-ion Na+ dengan ion-ion Cl-. Oleh karena itu pada uji daya hantar listrik air laut, lampu menyala dan terjadi banyak gelembung gas. Dapat disimpulkan bahwa air laut menghantar listrik, sehingga dinamakan larutan elektrolit.
Pada saat air sungai bertemu dengan air laut, maka terjadilah perlucutan muatan koloid sungai oleh ion-ion dari air laut. Ion-ion yang berlawanan muatan ini tarik menarik, sehingga terjadi penetralan muatan. Karena pelindung atau selimut muatan koloid itu terlucuti, maka masing-masing kelompok partikel koloid itu menyatu dan menggumpal. Makin lama gumpalan itu membesar dan akhirnya akan mengendap menjadi gundukan tanah. Peristiwa ini merupakan koagulasi koloid oleh elektrolit.
    Delta Sungai Nil di Mesir
    Delta Sungai Brantas di Jawa Timur
    Delta sungai mississippi di Amerika Selatan
KIPAS ALUVIAL
Kipas Aluvial atau Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ketempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran sungai. Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah antar gunung, dan dataran lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi letaknya.
Dataran aluvial contohnya adalah aluvial fan. Aluvial fan atau yang biasa disebut kipas aluvial adalah kenampakan pada mulut lembah yang berbentuk kipas yang merupakan hasil proses pengendapan atau merupakan akhir dari sistem erosi-deposisi yang dibawa oleh sungai yang mana rempah batuan dipindahkan dari bagian yang kedap air ke bagian yang lain. Atau  dapat diartikan pula bila suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari bukit atau pegunungan, dan masuk ke dataran rendah, maka akan terjadi perubahan gradien kecepatan yang drastis, sehingga terjadi pengendapan material yang cepat, yang dikenal sebagai kipas aluvial, berupa suatu onggokan material lepas, berbentuk seperti kipas, biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu gawir. Biasanya material kasar diendapkan dekat kemiringan lereng, sementara yang halus terendapkan lebih jauh pada pedataran.
NEHRUNG
Nehrung (lidah pasir), proses pengendapan materi-materi yang diangkut air sepanjang aliran sungai. Tempatnya antara lain di dasar sungai, danau, atau muara sungai. Pengendapan di sepanjang aliran air sungai memperlihatkan ciri khas, yaitu makin ke hilir makin kecil ukuran butir batuan yang diendapkan. Di hulu, batuan yang diendapkan berupa batu besar, di tengah batuan lebih kecil, kerikil, dan pasir kasar, dan di hilir pasir halus dan lumpur.
Endapan pasir yang bentuknya menyerupai lidah, biasa ditemukan pada mulut sebuah teluk atau muara sungai disebut Nehrung.
GOSONG
adalah endapan di tengah sungai atau di muara karena menurunnya daya angkut air sungai secara tiba-tiba., hanya saja permukaan gosong kadang tidak tampak di permukaan air, kadang tampak.
TOMBOLO
Spit dan Bar.Spit adalah material pasir sebagai proses pengendapan yang terdapat di muka teluk, berbentuk memanjang, dan salah satu ujungnya menyatu dengan daratan. Sedangkan ujung lain terdapat di laut. Bar adalah punggungan pasir dan kerikil yang diendapkan tepat diseberang teluk. Bila bar ini menghubungkan dua pulau disebut tambolo.
SAND DUNE
Gumuk Pasir atau Sand Dune merupakan sebuah bentukan alam karena proses angin disebut sebagai bentang alam eolean (eolean morphology). Angin yang membawa pasir akan membentuk bermacam-macam bentuk dan tipe gumuk pasir. Bentang alam (morphology) ini sering dijumpai di daerah gurun. Namun menariknya walaupun Indonesia ini beriklim tropis yang banyak hujan ternayat ada juga daerah di Indonesia yang memiliki bentang alam yang unik ini.

sumber = wikipedia

Minggu, 21 Juli 2013

BENTUK LAHAN ASAL PROSES GEOMORFOLOGI

BENTUK LAHAN ASAL PROSES GEOMORFOLOGI


Beberapa macam bentuklahan asal proses geomorfologi tertentu, antara lain:
  • Bentuklahan asal proses Struktural.
Bentuklahan yang disebabkan oleh adanya tenaga endogen yaitu tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan adanya tekanan pada lempeng/ kerak bumi. Akibat tekanan tersebut, timbulnya lipatan dan atau patahan. Lipatan terjadi apabila tenaga endogen tersebut tidak melebihi daya tahan material terhadap adanya tekanan sedangkan patahan terjadi apabila tenaga endogen tersebut melebihi besarnya daya tahan material tersebut. Dalam struktur geologi antara lain dipelajari: bentuk lipatan dan patahan dengan perkembangannya. Bentuk-bentuk lipatan dibedakan menjadi sinklinal dan antiklinal.
  • Bentuklahan asal proses Vulkanis.
Volkanisme adalah proses masuknya magma ke permukaan bumi. semua fenomena yang berkaitan dengan proses gerakan magma dari dalam bumi menuju ke permukaan bumi yang menghasilkan bentukan yang cenderung positif di permukaan bumi yang disebut sebagai bentukan volkanik. Gerakan magma ini dari pusat bumi naik mendesak kerak bagian atas, membentuk igir baik yang terjadi di daratan maupun di lautan. Karakteristik morfologi dari bentuklahan asal volkanik ini dicerminkan dari pola kontur dan pola aliran yang umumnya, berpola aliran radial sentrifugal, yaitu pola aliran menyebar yang berasal dari satu pusat.
  • Bentuklahan asal proses Fluvial.
Bentuklahan asal proses fluvial adalah semua bentuklahan yang terjadi akibat adanya proses aliran baik yang terkonsentrasi yang berupa aliran sungai maupun yang tidak terkonsentrasi yang berupa limpasan permukaan. Akibat adanya aliran air tersebut maka akan terjadi mekanisme proses erosi, transportasi, dan sedimentasi.
  • Bentuklahan asal proses Marin.
Bentuklahan yang dihasilkan oleh aktivitas laut yaitu oleh adanya gelombang dan arus laut. Akibat keberadaan gelombang (wave) dan arus (current) akan menghasilkan bentuklahan asal marin baik bentukan erosional (seperti, dinding terjal) maupun bentukan deposisional (seperti: delta, betinggisik, sediment marin, tombolo, dan spit).
  • Bentuklahan asal proses Solusional.
Bentukan asal proses solusional terbentuk akibat proses pelarutan batuan yang terjadi pada daerah berbatuan karbonat tertentu. Tidak semua batuan karbonat terbentuk topografi karst. Faktor lain adalah: terletak pada daerah tropis basah, dengan topografi tinggi, dan vegetasi penutup cukup rapat. Bentukan hasil proses solusional ini pada dasarnya ada 3 (tiga) macam, yaitu bentuk solusional (seperti: dolin, uvala, polye), bentuk sisa/ residual(seperti kubah karst, menara karst), dan bentukan deposisional (seperti: stalaktit, stalakmit, dataran aluvial).
  • Bentuklahan asal proses Eolin.
Bentuklahan yang dihasilkan oleh gerakan udara (angin). Angin merupakan salah satu agen yang menyebabkan proses erosi setelah air, gelombang, dan es. Bentuklahan ini umumnya berkembang di daerah beriklim kering (arid). Angin hanya mengangkut material yang ringan dengan besar butir paling kecil, sehingga bentuklahan asal eolin ini tersusun atas materi lepas-lepas dengan tekstur halus. Contoh: gumuk pasirdan Loess.
  • Bentuklahan asal proses Denudasional.
Merupakan semua proses yang mengakibatkan terjadinya pengikisan permukaan bumi sehingga akan terjadi bentukan yang lebih rendah dan proses tersebut akan terhenti apabila permukaan bumi telah mencapai level dasar yang sama dengan permukaan di sekitarnya (base level). Proses denudasional sangat terkait pada proses pelapukan, erosi dan gerak massa batuan. Bentuklahan yang dihasilkan berupa pegunungan denudasional terkikis, perbukitan denudasional terkikis, perbukitan terisolasi, peneplain, lereng kaki rombakan, dinding terjal, kipas koluvial, kerucut koluvial, dan lahan kritis.
  • Bentuklahan asal proses Glasial.
Bentuklahan yang dihasilkan akibat proses aktivitas es, bentukan yang dihasilkan dapat berupa igir terkikis, dan morain (sedimentasi es).
  • Bentuklahan asal proses Organis.
Bentuklahan yang dihasilkan oleh proses aktivitas makhluk hidup maupun jasad renik lainnya.

Minggu, 14 Juli 2013

WISATA PANTAI POSONA

Paper

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Geografi Pariwisata


Oleh
Rendra Zainal Maliki




1. Deskripsi wilayah
Kabupaten Parigi Moutong terletak di pesisir timur Pulau Sulawesi yang membentang sepanjang Teluk Tomini yang secara geografis terletak pada posisi 119o22"  - 124o22" Bujur Timur dan posisi 03o48" Lintang Selatan 02o22" Lintang Utara. Keistimewaan daerah ini adalah dilewati oleh garis meridian 120° Bujur Timur yang menjadi acuan dari penentu waktu untuk wilayah yang termasuk dalam Waktu Indonesia Tengah (WITA). Kabupaten Parigi Moutong mempunyai luas wilayah  seluas 6.231,85 km2 dengan batas Administratif Pemerintahan sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buol, Toli-Toli dan Propinsi Gorontalo.
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Poso dan Kabupaten Donggala.
3. Sebelah barat berbatasan dengan Kota Palu dan Kabupaten Donggala.
4. Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Tomini.









Peta Administrasi Kabupaten Parigi Moutong
Kecamatan Kasimbar adalah salah satu dari Kabupaten Parigi Moutong. Daerah ini memiliki kondisi topografi yang terdiri dari dataran rendah dan pegunungan. Potensi dari bentang alamnya terdapat pegunungan yang dapat digunakan sebagai kawasan wisata. Kawasan hutannya merupakan lingkungan hidup yang dapat meningkatkan pendapatan daerah karena selain sebagai kawasan konservasi juga menghasilkan produk-produk dasar misalnya kayu bakar, rotan, jati, dan sebagainya. 

2. Tujuan Wisata

Peta Wisata Kabupaten Parigi Moutong


Pantai Posona


Daerah tujuan wisata merupakan daerah dengan keunikan tersendiri yang berbeda dengan daerah lainnya. Keunikan dan perbedaan tersebut bisa berupa budaya, sejarah, alam, dan sebagainya. Keunikan ini biasa disebut daya tarik wisata. Sumber daya yang terkait dengan pengembangan pariwisata umumnya berupa sumber daya alam, sumber daya budaya, sumber daya minat khusus, di samping sumber daya manusia. 
Gambar di atas adalah salah satu pantai yang ada di Kabupaten Parigi Moutong tepatnya di Kecamatan Kasimbar. Daerah  Kasimbar merupakan daerah yang berada di tengah-tengah antara Kota Palu dan Gorontalo. Kecamatan Kasimbar memiliki daya tarik yang luar biasa karena memiliki pantai dengan hamparan pasir putih dan terdapat terumbu karang yang sangat indah dan juga memiliki pemandangan alam (gunung) yang masih terjaga keindahanya.

3. Pengaruh Positif Pariwisata bagi Ekonomi
Beberapa pengaruh positif pariwisata terhadap ekonomi daerah tersebut adalah:
Pendapatan daerah
Pemerintah Daerah memperoleh pendapatan dari sektor pariwisata. Sebagai contoh jika daerah pariwisata tersebut banyak di kunjungi wisatawan maka akan ada investor yang berinvestasi dengan membuat hotel sebagai sarana penginapan. Maka dari hal ini Pemerintah Daerah bisa mengenakan pajak terhadap hotel tersebut.  
Pendapatan masyarakat
Masyarakat lokal bisa mendapatkan keuntungan dari pembangunan pariwisata yang ada di daerahnya. Masyarakat bisa mendapatkan pekerjaan baru dari sektor pariwisata tersebut. 
Penyerapan tenaga kerja
Pariwisata merupakan sektor yang tidak bisa berdiri sendiri tetapi memerlukan dukungan dari sektor lain yang berhubungan dengan sektor pariwisata. Maka tidak bisa di pungkiri lagi sektor pariwisata akan menyerap tenaga kerja yang banyak.
Pemanfaatan fasilitas pariwisata oleh masyarakat lokal
Ketika pariwisata berada di daerah dekat dengan masyarakat maka masyarakat dapat memanfaatkan sektor pariwisata dengan menggunakan fasilitas yang ada. 

ANALISIS SWOT
1. Keunggulan (Strenghts)
Kecamatan Kasimbar memiliki keunggulan sebagai berikut:
Berada di daerah destinasi (daerah transit dari Palu ke Gorontalo ataupun sebaliknya)
Di lewati jalan trans Sulawesi yang merupakan jalan poros, sehingga daerah Kasimbar dapat di jangkau dengan kendaraan motor atau mobil.
Memiliki pantai yang indah dan panjang (sepanjang daerah Kasimbar memiliki pantai)
Memiliki pegunungan yang masih bagus. 

2. Kekurangan/kelemahan (Weakness)
Kurangnya SDM yang terampil.
Kurangnya peran serta masyarakat.
Kurangnya informasi.
Kurangnya pelestarian lingkungan.
Masih langkanya cinderamata di tiap-tiap obyek wisata.

3. Peluang (Oppurtunity)
Peluang yang bisa di kembangkan di daerah Kasimbar adalah sebagai berikut:
Mengembangkan wilayah pantai Kasimbar dengan membuat fasilitas pendukung seperti banana boot, snorkeling, scuba diving dan penaataan objek wisata pantai dengan sebaik mungkin. 
Mengembangkan program ekowisata agar wisatawan bisa berinteraksi secara langsung dengan flora dan fauna di alam (hutan) karena daerah pantai yang dekat dengan hutan. 
Membuat penginapan yang konsep dasar bangunan di buat secara tradisional dan semi terbuka, sehingga wisatawan bisa menikmati kenyamanan pemandangan hutan dan pantai dari penginapan.
Menjual cinderamata khas daerah.
4. Tantangan/kendala yang di hadapi (Threats)
Sifat pariwisata yang musiman, karena tidak sepanjang tahun wisatawan datang mengunjungi daerah tujuan wisata.
Kerusakan kontur alam, pariwisata juga berdampak pada keberadaan dan keaslian kontur alam. Keperluan pembangunan fasilitas pariwisata mau tidak mau akan mengambil alih sebagian bentang alam yang berakibat pada perubahan landscape.
Kemacetan lalu lintas, dampak yang terjadi adalah terjadinya kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas. Ketidakmampuan suatu kawasan tertentu (objek wisata) dalam menampung dan pemusatan kendaraan di daerah tersebut, dan kekuranga lahan parkir. 



Klasifikasi daerah tujuan wisata (DTW)
1. Alam (laut, gunung, danau, dll untuk berlibur, kesehatan)
2. Kebudayaan (kota, sejarah, pusat pendidikan, acara khusus, peribadatan)
3. Lalu lintas (pelabuhan laut, sungai, penyebrangan, bandara, pesimpangan lalu lintasan KA, jalan raya)
4. Kegiatan ekonomi (pusat perdagangan, industry, pusat bursa dan pameran)
5. Kegiatan politik (pusat pemerintahan, kegiatan politik)

Tujuan wisata (resort area) Donggala Sulawesi Tengah:
Sektor Pariwisata, dengan posisi sangat strategis diapit oleh 2 pintu masuk daerah tujuan wisata yaitu Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara, didukung oleh kondisi alam dan budaya yang relatif masih sangat alami, daerah Sulawesi Tengah memberikan peluang sangat besar di Sektor Pariwisata.
Aspek Fisik atau Wisata Alam: Taman Nasional Lore Lindu (Kab Donggala dan Kab Poso) 230.000 Ha mengandung potensi flora dan fauna tropis khas Sulawesi dan Patung Megalith.
Aspek sosial: Kondisi masyarakat yang umumnya bermata pencaharian nelayan dan berkebun. 
Aspek budaya: Suku bangsa Kaili merupakan penduduk mayoritas di Propinsi Sulawesi Tengah, disamping suku-suku lainnya seperti Dampelas, Kulawi dan Pamona. Selain itu secara keseluruhan masih ada suku-suku lainnya yang tidak begitu besar seperti Balaesang, Tomini, Lore, Mori, Bungku, Buol Tolitoli.
Secara tradisional masyarakat Sulawesi Tengah memiliki seperangkat pakaian adat yang dibuat dari kulit kayu ivo.
Jika dibandingkan dengan taman nasional lain di Indonesia, ukurannya sedang saja, Taman Nasional ini secara resmi meliputi kawasan 217.991.18 ha (sekitar 1.2% wilayah Sulawesi yang luasnya 189.000 km² atau 2.4% dari sisa hutan Sulawesi yakni 90.000 km²) dengan ketinggian bervariasi antara 200 sampai dengan 2.610 meter di atas permukaan laut. Taman Nasional ini sebagian besar terdiri atas hutan pegunungan dan sub-pegunungan (±90%) dan sebagian kecil hutan dataran rendah (±10%).
Taman Nasional Lore Lindu memiliki fauna dan flora endemik Sulawesi serta panorama alam yang menarik karena terletak di garis Wallace yang merupakan wilayah peralihan antara zona Asia dan Australia.
Taman Nasional Lore Lindu yang terletak di selatan Kabupaten Donggala dan bagian barat kabupaten Poso menjadi daerah tangkapan air bagi 3 sungai besar di Sulawesi Tengah, yakni sungai Lariang, sungai Gumbasa dan sungai Palu.
Dari beberapa aspek di atas dapat di simpulkan bahwa perlunya pengembangan wilayah-wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai industri pariwisata unggulan. 





Sabtu, 13 Juli 2013

Deskripsi Karang Sambung

Karang sambung
Karangsambung terletak 19 km di utara Kota Kebumen, Jawa Tengah. Dari Kota Bandung Karangsambung dapat dicapai selama 7 jam dengan kendaraan roda empat atau 6 jam dengan kereta api, menempuh jarak kurang lebih 350 km. Sedangkan dari Kota Yogyakarta, Karangsambung hanya berjarak 120 km dan dapat ditempuh selama 3 jam.
Di daerah Karangsambung inilah terhimpun beraneka jenis batuan berukuran kecil hingga sebesar bukit yang berasal dari sejarah dan umur yang berbeda-beda. Batuan yang tertimbun ini bercampur aduk sedemikian rupa oleh proses geologi selama kurun waktu ndalam skala jutaan tahun. Campur aduk batuan yang demikian rumit itu diberi istilah ”melange”. Namun sesungguhnya batuan itu berasal dari kelompok batuan pembentuk lempeng benua dan pembentuk lempeng samudra. Bahanya tentu saja berasal dari dalam perut bumi itu sendiri.



Desa Totogan
Desa Totogan adalah sebuah Desa yang terletak di sebelah utara kebumen,tepatnya di kecamatan Karangsambung kabupaten kebumen.  Totogan adalah Lokasi bekas penambangan marmer, ketebalan marmer di tempat ini mencapai sekitar 100 meter dengan lebar berkisar 150 meter, warna marmer yang dijumpai adalah putih (paling dominan), merah, dan hijau. Selain terdapat penambangan marmer di desa totogan juga terdapat gunung yang berbeda antara sebelah kanan dengan kiri, dimana gunung yang berada di sebelah kanan bervariasi dimana di puncak gunung runcing-runcing sementara di sebelah kiri tidak. Perbedaan tersebut di pengaruhi karena formasi batuan penyusun tidak sama.
 
Gambar Gunung totogan

Daerah yang sebelah kanan formasi batuan berbeda ”melange” sehingga bentukan morfoliginya berbeda-beda dan berbentuk runcing sedangkan di sebelah kiri batuanya sama breksi dan batu pasir sehingga menghasilkan kenampakan yang sama yang disebut formasi watu randa. Mengapa batuan ”melange” terdapat di sebelah kanan desa Totogan karena dahulu arah zona subduksi berada di jawa tengah sampai Gunung Meratus di Kalimantan pada masa crateceous kemudian zona subduksi bergerak semakin ke selatan dan memunculkan Gunung Muria, Unggaran, Selomoyo, Sindoro Sumbing, Merapi dan Merbabu karena zona subduksi bergerak terus ke selatan sehingga munculah Jawa bagian Timur (Jawa Timur) yang batuannya gamping di sebelah Selatan sedangkan untuk jawa Timur bagian Tengah sampai Utara terdapat banyak minyak karena dahulu merupakan lautan yang terangkat. 


Gunung Wurung
Batuan yang terdapat di gunung wurung adalah batuan beku dalam(instrusif). Batuan beku dapat digolongkan berdasarkan tempat pembekuan magma yakni batuan beku dalam (batuan beku plutonik). Batuan beku dalam terbentuk oleh magma yang membeku di bawah permukaan bumi yang kemudian mengalami pendinginan yang sangat lambat sehingga memungkinkan tumbuhnya Kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi batuan beku intrusive dan batuan beku plutonik.
Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan beku di sekitarnya atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya. Bentuk tubuh batuan dapat dibedakan menjadi dua yakni bentuk yang memotong struktur batuan di sekitarnya. Bentuk tubuh batuan beku yang memotong struktur batuan disekitarnya disebut diskordan yang meliputi dike, batholith, dan stock. Batuan beku mineralnya tidak beraturan
Di gunung wurung terdapat tiang yang berbentuk seperti balok-balok yang di namakan kekar(rekahan) tiang. Tiang ini juga di namakan sill yaitu magma menyusup di antara dua lapisan batuan, mendatar, dan paralel dengan lapisan batuan tersebut karena proses pembentukannya ialah tiang tersebut tegak lurus dengan bidang lapisannya. Di gunung ini juga terdapat magmatisme yang menghasilkan vulkanisme. Proses magmatisme menghasilkan batuan diabas dan andesit(batuan yang besar).
Secara geologis Gunung Parang (Gunung Wurung) disebutkan terbentuk oleh batuan intrusi. Batuan intrusi adalah materi batuan yang sebelumnya berupa bahan cair, pijar, dan panas berasal dari magma di perut bumi yang hendak menerobos permukaan namun keburu membeku sebelum muncul ke permukaan.
Gunung ini boleh dikatakan batal (wurung) menjadi gunung api karena terbentuk hanya di bawah permukaan. Batuannya disebut sebagai batu diabas yang dicirikan oleh butiran mineral plagioklas berwarna putih, terlihat seperti beras yang berserakan. Kemiripan antara cerita rakyat dan kejadian geologi Gunung Wurung boleh jadi hanya kebetulan belaka.




GEOGRAFI KEPESISIRAN

 GEOGRAFI KEPESISIRAN Sumber: https://koleksihalim.blogspot.com/2012/02/profil-pantai.html 1. Pertemuan Pertama - Klik Materi 2. Pertemuan K...