Karangsambung, Kebumen
Karangsambung adalah sebuah kecamatan di
Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Di Kecamatan Karangsambung terdapat Lokasi
Cagar Alam Geologi Nasional yang dikelola oleh Balai Informasi Dan Konservasi
Kebumian Karangsambung-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Cagar Alam Geologi
Nasional-Karangsambung merupakan laboratorium alam untuk mempelajari geologi
pada khususnya dan kebumian pada umumnya. Terdapat berbagai batuan yang berumur
antara 125 - 65 juta tahun yang lalu. Pada zaman tersebut kawasan Karangsambung
merupakan dasar samudera. Akibat tumbukan antara tiga lempeng bumi, maka
kawasan Karangsambung sekarang terangkat ke permukaan. Kawasan Karangsambung, bisa dikatakan laksana suatu
monumen atau taman batuan hasil evolusi bumi mulai Zaman Kapur (sekitar 120
juta hutan yang lalu) sampai sekarang. Pada kawasan ini bisa dijumpai
bukti-bukti batuan hasil tumbukan Lempeng Samudera Hindia Australia dengan
Lempeng Benua Eurasia. Zona tumbukan ini sekarang telah bergeser kurang lebih
312 km ke arah selatan di dasar Samudera Indonesia.
Dilihat dari sejarahnya, daerah ini
sejak tahun 1963 telah dipergunakan untuk praktek lapangan para mahasiswa geologi
di Indonesia. Kemudian pada tahun 1964 didirikan Kampus Geologi Lapangan yang
kemudian pada tahun 1987 disempurnakan menjadi UPT (Unit Pelaksana Teknis)
Laboratorium Alam Geologi Karangsambung - LIPI dengan SK Ketua LIPI Nomor
837/Kep/A.5/87, tanggal 8 Mei 1987. Di Karangsambung ini dapat dijumpai aneka
ragam batuan, baik batuan beku, sedimen dan metamorf, yang terbentuk pada dasar
samudera sampai tepi benua yang terbentuk, kesemuanya tercampur aduk dengan
'deformasi' yang kuat. 'Morfologi' nya merupakan hasil interaksi antara batuan,
struktur geologi dan proses erosi, yang mencerminkan suatu 'pembalikan
topografi', sehingga membentuk rangkaian gunung melingkar dengan lembah
memanjang di tengahnya, menyerupai tapak kuda.
1 Geologi
Di Karangsambung terdapat berbagai batuan yang berumur antara
125 - 26 juta tahun yang lalu. Ketiga jenis batuan pembentuk
kerak bumi yaitu
batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf dapat dijumpai di Karangsambung. Batuan-batuan
tersebut ada yang merupakan kepingan dari lantai samudra purba, batuan yang menjadi alas (pondasi)
Pulau Jawa,
bahkan batuan paling dalam di perut bumi yang muncul ke permukaan.
Batuan
beku basaltik sebagai batuan intrusif dan aliran lava terletak di antara kedua
formasi, yaitu Karangsambung dan Totogan.Pada beberapa tempat, batuan ini
menunjukkan kekar tiang (collumnar joint)
yang baik dan menunjukkan kontak dengan formasi Karangsambung (Gunung Parang
dan Gunung Bujil). Batuan ini juga ada yang hadir sebagai breksi dan lava yang
menunjukkan struktur bantal (pillow)
dalam formasi Totogan.
Kelompok batuan ini
memiliki aktivitas toleitik dan diinterpretasikan sebagai hasil vulkanisme
bawah laut dengan erupsi di sekitar Dakah, Gunung Parang. Umur batuan ini
diperkirakan sekitar 26 – 39 juta tahun yang lalu.
Kawasan yang menjadi objek keunikan geologi
dapat diamati pada daerah seluas 20 x 20 Km2 atau pada batas
koordinat 7o25’-7o36’LS dan 109o35’ - 109o41’
BT. Desa Karangsambung yang berada dan menjadi titik pusat di dalam kawasan ini
terletak 19 Km di sebelah utara kota Kebumen. Bagian utara kawasan geologi Karangsambung
merupakan bagian dari Lajur Pegunungan Serayu Selatan. Pada umumnya daerah ini
terdiri atas dataran rendah hingga perbukitan menggelombang dan perbukitan tak
teratur yang mencapai ketinggian mencapai 520 m di atas permukaan laut.
Para geolog menyebut lapangan geologi Karangsambung
sebagai lapangan geologi terlengkap di dunia. Ia merupakan jejak-jejak tumbukan
dua lempeng bumi yang terjadi 117 juta tahun – 60 juta tahun. Ia juga merupakan
pertemuan lempeng Asia dengan lempeng Hindia. Daerah Luk Ulo merupakan lapisan
pratersier tertua yang umurnya diperkirakan sudah 117 juta tahun. Verbeek
(1891)—geolog Belanda—adalah orang yang pertama kali melakukan penelitiaan di
sana. Akan tetapi hasil penelitian ini baru dipetakan secara geologi oleh
Harlof pada tahun 1933. Sukendar Asikin adalah geolog Indonesia pertama yang
mengulas geologi daerah Karangsambung berdasarkan teori tektonik lempeng.
Geomorfologi
Karangsambung mempunyai tiga tipe morfologi
yaitu bentuklahan bentukan asal proses struktural (patahan dan lipatan),
bentuklahan bentukan proses denudasional (perbukitan sisa, terisolir), dan
bentuklahan bentukan asal proses fluvial (dataran banjir, daerah pengendapan,
poin bar, danau tapal kuda, gosong sungai). Secara umum wilayah Karangsambung
merupakan daerah perbukitan dengan kondisi aliran permukaan cepat dan juga
potensii air tanah yang sedikit. Pola dari keberadaan pemukiman mengikuti jalur
sungai sehingga menandakan bahwa masyarakat masih tergantung dengan keberadaan
sungai dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bentukan lahan asal struktural (endogen)
pada kawasan ini meliputi 2 macam yaitu berupa daerah lipatan dan daerah
patahan. Daerah lipatan berupa suatu antiklinal yang telah mengalami erosi dan
berubah menjadi lembah antiklin yang memiliki material berupa batuan sedimen
yaitu batu pasir dan breksi. Daerah patahan terdapat di sebelah utara yang
merupakan daerah melange, material yang terdapat pada daerah tersebut meliputi
antara lain sekis, filit, grewake, serpentinit, gabro, batu gamping, basalt. Bentuklahan denudasional merupakan suatu
bentukan lahan dipermukaan yang telah mengalami/terkena tenaga dari proses
eksogen. Pelapukan yang terjadi mengakibatkan proses gradasi dan agrasi
permukaan. Pada kawasan ini proses erosi sangat mudah terjadi walaupun dalam
ruang lingkup yang kecil, seperti pada daerah Waturanda perlapisan batuan
sangat terlihat dan tanah yang terjadi masih relatif tipis berada diatas bidang
batuan yang padu, ketika terjadi hujan maka longsoran-longsoran tanah kerap
terjadi. Pada daerah perbukitan terisolasi terjadi pula longsoran tanah yang
mengakibatkan wilayah disekitarnya tertimbun material longsoran. Kebanyakan
proses pelapukan ini merupakan pelapukan fisika dan menyebabkan longsor akibat
adanya tenaga grafitasi oleh beban air pada waktu hujan.
Bentuklahan fluvial
pada kawasan hanya sebagian kecil saja yaitu hanya disekitar sungai.
Bentuklahan fluvial dipengaruhi oleh adanya tenaga air yang mengalir sehingga
proses erosi, transportasi dan sedimentasi dari material-material permukaan di
proses pada zona ini. Bentuklahan fluvial di kawasan meliputi daerah dataran
aluvial yang secara material penyusun merupakan daerah yang subur akan tetapi
daerah yang sering terkena dampak banjir pada saat sungai meluap. Gosong sungai
adalah dasar dari sungai tersebut, sungai yang melewati kawasan Karangsambung
ini merupakan sungai meander sehingga banyak ditemukan poin bar-poin bar yang
merupakan material yang terendapkan oleh transportasi air. Proses hydrolic
action yang berupa menumbuk, menggerus dan menggendapkan sangat intensif
terjadi. Selain banyak terdapat endapan akibat hydrolic action
tersebut maka semakin lama sungai semakin tidak terkontrol, meandering yang
terjadi semakin besar dan akan memotong sungai mencari jalur yang lebih pendek.
Daerah yang dinggalkan akan membentuk seperti danau yang mirip dengan tapal
kuda dan juga terdapat sungai mati.
1 Tanah
Kondisi
tanah di Karangsambung yang bermacam-macam jenisnya dipengaruhi oleh jenis
batuan yang ada di sekitar tanah tersebut. Tanah senantiasa mengalami evolusi,
pada saat terbentuk akan mengambil sifat-sifat batuan induknya. Tetapi tanah
akan senantiasa mengalami sirkulasi pertumbuhan dengan stadia muda, dewasa dan
tua. Pengaruh dari luar akan mengubah keadaan asli dari masa tanah. Begitu
kuatnya pengaruh dari luar akan banyak menentukan ciri-ciri tanah, pengaruh
luar yang utama adalah iklim. Pengaruh yang lain adalah vegetasi yang
sebenarnya juga ditentukan oleh iklim. Faktor iklim yang menetukan adalah hujan
(presipitasi).
Terjadinya gerakan
tanah disebabkan oleh adanya gerakan masa batuan, misalnya yaitu terjadi debris avalance, hanging valley, maupun soil
creep. Tanah yang merayap (soil creep)
ini merupakanm gejala umum yang terjadi di permukaan bumi, karena gerakannya
yang lambat sehingga perubahan yang terjadi tidak dapat diamati secara
langsung, tetapi hanya bisa diamati gejala-gejalanya saja.
Iklim tropis dalam kawasan menyebabkan
terjadinya pelapukan yang intensif.Pada musim kemarau daerah ini sangat panas
dan banyak partike-partikel tanah yang terurai sehinga ketika terjadi musim
penghujan partikel-partikel tanah tersebut tererosi dan terendapkan di sungai Luk
Ulo yang merupakan sungai utama di kawasan ini.
1 Vegetasi
Vegetasi
di lokasi Karangsambung adalah beraneka ragam sesuai dengan kondisi tanah yang
ada di daerah tersebut.Tanah yang terletak pada daerah banjir relatif subur
karena mengandung banyak materi dari aliran air banjir yang melewati. Pada
kawasan Karangsambung ini ditemukan
banyak vegetasi yaitu diantaranya padi, ketela pohon, kelapa, sengon, kayu
jati, bambu dll. Pola penyebaran vegetasi di daerah ini adalah menyebar yang
dipengaruhi oleh relief daerahnya yang tidak rata, berbatu, dan berlapis-lapis.
Vegetasi yang terdapat di daerah Karangsambung
antara lain di sepanjang perjalanan menuju pos-pos Karangsambung banyak sekali
terlihat adanya semak-semak, pepohonan keras dan beberapa hutan pinus,
persawahan yang dikelola oleh masyarakat sekitar selain itu perkebunan baik
yang ditanami ketela maupun tanaman yang lain juga tampak terlihat. Tumbuhan
penutup atau hutan sudah agak berkurang, karena di beberapa tempat telah
terjadi pembukaan hutan untuk berladang atau dijadikan hutan produksi (jati dan
pinus).
Untuk
pola penyebaran vegetasi yang dapat kita amati selama di Karangsambung yaitu
sangat teratur karena telah memperhatikan komposisi tanaman yang diperlukan.
Misalnya pada daerah bukit Totogan terdapat vegetasi padi yang sangat beragam
dan sejenis atau dapat dikatakan homogen. Kehidupan vegetasi di Karangsambung
dapat dikatakan baik karena hampir semua vegetasi di daerah ini dapat hidup
dengan baik.
1Iklim
Secara umum,
iklim adalah jalannya keadaan cuaca atau keseluruhan dari gejala cuaca di
daerah tertentu sepanjang tahun atau keteraturan keadaan udara untuk periode
yang lama. Faktor-faktor
yang mempengaruhi iklim diantaranya radiasi matahari, suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, curah hujan dan
keadaan angin.Suhu di suatu tempat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tempat
tersebut dari permukaan laut dan jarak dari pantai.Semakin tinggi suatu tempat
suhu rata-ratanya semakin rendah, demikian pula semakin jauh dari pantai suhu
rata-ratanya semakin rendah.
Musim
hujan di daerah Karangsambung berlangsung dari Oktober hingga Maret, dan musim
kemarau dari April hingga September.Masa transisi diantara kedua musim itu
adalah pada Maret-April dan September-Oktober.Musim hujan di daerah ini
berlangsung dari Oktober hingga Maret, dan musim kemarau dari April hingga
September.Masa transisi diantara kedua musim itu adalah pada Maret-April dan
September-Oktober.Tumbuhan penutup atau hutan sudah agak berkurang, karena di
beberapa tempat telah terjadi pembukaan hutan untuk berladang atau dijadikan
hutan produksi (jati dan pinus).
2Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu
tentang air yang ada di bumi, yaitu keterdapatannya, sifat-sifat fisis dan
kimiawinya, sirkulasi dan penyebarannya, serta reaksinya terhadap lingkungan,
termasuk hubungannya dengan kehidupan.Secara meteorologis, air merupakan unsur
pokok paling penting dalam atmofer bumi. Air terdapat sampai pada ketinggian
12.000 hingga 14.000 meter, dalam jumlah yang kisarannya mulai dari nol di atas
beberapa gunung serta gurun sampai empat persen di atas samudera dan laut. Bila
seluruh uap air berkondensasi (atau mengembun) menjadi cairan, maka seluruh
permukaan bumi akan tertutup dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm. Air
terdapat di atmosfer dalam tiga bentuk: dalam bentuk uap yang tak kasat mata,
dalam bentuk butir cairan dan hablur es. Kedua bentuk yang terakhir merupakan
curahan yang kelihatan, yakni hujan, hujan es, dan salju.
Karangsambung dialiri beberapa sungai utama
maupun anak sungai yakni, sungai Luk Ulo dengan anak sungainya Kali Mandala,
Kali Muncar, Kali Brengkok, Kali Cacaban, selain itu terdapat juga sumber air
panas, sumber air panas Krakal. DAS Luk Ulo mempunyai luasan sebesar 676 Km2,
curah hujan di daerah hulu mencapai 2500 – 3250 mm/tahun, dan kurang dari 2600 mm/tahun
di daerah hilir. Pada musim penghujan di DAS Luk Ulo mempunyai debit yang
sangat tinggi dan ketika musim kemarau debit yang terjadi sangat kecil. DAS Luk
Ulo ini berada di Jawa Tengah yang merupakan salah satu DAS yang telah mengalami
degradasi lingkungan dan eksploitasi sedimen yang mengakibatkan
ketidakseimbangan DAS. Pada saat ini kondisi lingkungan hulu DAS Luk Ulo telah
mengalami degradasi. Tingkat degradasi tersebut ditandai oleh besarnya
fluktuasi debit sungai antara musim hujan dengan kemarau, terjadinya perubahan
tata guna lahan, menipisnya permukaan tanah, terbentuknya selokan atau parit
alami, perubahan vegetasi, kekeruhan dan pengendapan sedimen di sungai,
terjadinya gerakan tanah serta kurang tersedianya sumber daya air pada musim
kemarau. Tingginya pengendapan pada Sungai Luk Ulo telah dimanfaatkan melalui
aktivitas penambangan pasir dan batu (sirtu), hal tersebut berakibat pada
kerusakan lingkungan terutama terjadinya erosi dan gerakan tanah pada tebing
sungai.