Minggu, 14 Juli 2013

WISATA PANTAI POSONA

Paper

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Geografi Pariwisata


Oleh
Rendra Zainal Maliki




1. Deskripsi wilayah
Kabupaten Parigi Moutong terletak di pesisir timur Pulau Sulawesi yang membentang sepanjang Teluk Tomini yang secara geografis terletak pada posisi 119o22"  - 124o22" Bujur Timur dan posisi 03o48" Lintang Selatan 02o22" Lintang Utara. Keistimewaan daerah ini adalah dilewati oleh garis meridian 120° Bujur Timur yang menjadi acuan dari penentu waktu untuk wilayah yang termasuk dalam Waktu Indonesia Tengah (WITA). Kabupaten Parigi Moutong mempunyai luas wilayah  seluas 6.231,85 km2 dengan batas Administratif Pemerintahan sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buol, Toli-Toli dan Propinsi Gorontalo.
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Poso dan Kabupaten Donggala.
3. Sebelah barat berbatasan dengan Kota Palu dan Kabupaten Donggala.
4. Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Tomini.









Peta Administrasi Kabupaten Parigi Moutong
Kecamatan Kasimbar adalah salah satu dari Kabupaten Parigi Moutong. Daerah ini memiliki kondisi topografi yang terdiri dari dataran rendah dan pegunungan. Potensi dari bentang alamnya terdapat pegunungan yang dapat digunakan sebagai kawasan wisata. Kawasan hutannya merupakan lingkungan hidup yang dapat meningkatkan pendapatan daerah karena selain sebagai kawasan konservasi juga menghasilkan produk-produk dasar misalnya kayu bakar, rotan, jati, dan sebagainya. 

2. Tujuan Wisata

Peta Wisata Kabupaten Parigi Moutong


Pantai Posona


Daerah tujuan wisata merupakan daerah dengan keunikan tersendiri yang berbeda dengan daerah lainnya. Keunikan dan perbedaan tersebut bisa berupa budaya, sejarah, alam, dan sebagainya. Keunikan ini biasa disebut daya tarik wisata. Sumber daya yang terkait dengan pengembangan pariwisata umumnya berupa sumber daya alam, sumber daya budaya, sumber daya minat khusus, di samping sumber daya manusia. 
Gambar di atas adalah salah satu pantai yang ada di Kabupaten Parigi Moutong tepatnya di Kecamatan Kasimbar. Daerah  Kasimbar merupakan daerah yang berada di tengah-tengah antara Kota Palu dan Gorontalo. Kecamatan Kasimbar memiliki daya tarik yang luar biasa karena memiliki pantai dengan hamparan pasir putih dan terdapat terumbu karang yang sangat indah dan juga memiliki pemandangan alam (gunung) yang masih terjaga keindahanya.

3. Pengaruh Positif Pariwisata bagi Ekonomi
Beberapa pengaruh positif pariwisata terhadap ekonomi daerah tersebut adalah:
Pendapatan daerah
Pemerintah Daerah memperoleh pendapatan dari sektor pariwisata. Sebagai contoh jika daerah pariwisata tersebut banyak di kunjungi wisatawan maka akan ada investor yang berinvestasi dengan membuat hotel sebagai sarana penginapan. Maka dari hal ini Pemerintah Daerah bisa mengenakan pajak terhadap hotel tersebut.  
Pendapatan masyarakat
Masyarakat lokal bisa mendapatkan keuntungan dari pembangunan pariwisata yang ada di daerahnya. Masyarakat bisa mendapatkan pekerjaan baru dari sektor pariwisata tersebut. 
Penyerapan tenaga kerja
Pariwisata merupakan sektor yang tidak bisa berdiri sendiri tetapi memerlukan dukungan dari sektor lain yang berhubungan dengan sektor pariwisata. Maka tidak bisa di pungkiri lagi sektor pariwisata akan menyerap tenaga kerja yang banyak.
Pemanfaatan fasilitas pariwisata oleh masyarakat lokal
Ketika pariwisata berada di daerah dekat dengan masyarakat maka masyarakat dapat memanfaatkan sektor pariwisata dengan menggunakan fasilitas yang ada. 

ANALISIS SWOT
1. Keunggulan (Strenghts)
Kecamatan Kasimbar memiliki keunggulan sebagai berikut:
Berada di daerah destinasi (daerah transit dari Palu ke Gorontalo ataupun sebaliknya)
Di lewati jalan trans Sulawesi yang merupakan jalan poros, sehingga daerah Kasimbar dapat di jangkau dengan kendaraan motor atau mobil.
Memiliki pantai yang indah dan panjang (sepanjang daerah Kasimbar memiliki pantai)
Memiliki pegunungan yang masih bagus. 

2. Kekurangan/kelemahan (Weakness)
Kurangnya SDM yang terampil.
Kurangnya peran serta masyarakat.
Kurangnya informasi.
Kurangnya pelestarian lingkungan.
Masih langkanya cinderamata di tiap-tiap obyek wisata.

3. Peluang (Oppurtunity)
Peluang yang bisa di kembangkan di daerah Kasimbar adalah sebagai berikut:
Mengembangkan wilayah pantai Kasimbar dengan membuat fasilitas pendukung seperti banana boot, snorkeling, scuba diving dan penaataan objek wisata pantai dengan sebaik mungkin. 
Mengembangkan program ekowisata agar wisatawan bisa berinteraksi secara langsung dengan flora dan fauna di alam (hutan) karena daerah pantai yang dekat dengan hutan. 
Membuat penginapan yang konsep dasar bangunan di buat secara tradisional dan semi terbuka, sehingga wisatawan bisa menikmati kenyamanan pemandangan hutan dan pantai dari penginapan.
Menjual cinderamata khas daerah.
4. Tantangan/kendala yang di hadapi (Threats)
Sifat pariwisata yang musiman, karena tidak sepanjang tahun wisatawan datang mengunjungi daerah tujuan wisata.
Kerusakan kontur alam, pariwisata juga berdampak pada keberadaan dan keaslian kontur alam. Keperluan pembangunan fasilitas pariwisata mau tidak mau akan mengambil alih sebagian bentang alam yang berakibat pada perubahan landscape.
Kemacetan lalu lintas, dampak yang terjadi adalah terjadinya kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas. Ketidakmampuan suatu kawasan tertentu (objek wisata) dalam menampung dan pemusatan kendaraan di daerah tersebut, dan kekuranga lahan parkir. 



Klasifikasi daerah tujuan wisata (DTW)
1. Alam (laut, gunung, danau, dll untuk berlibur, kesehatan)
2. Kebudayaan (kota, sejarah, pusat pendidikan, acara khusus, peribadatan)
3. Lalu lintas (pelabuhan laut, sungai, penyebrangan, bandara, pesimpangan lalu lintasan KA, jalan raya)
4. Kegiatan ekonomi (pusat perdagangan, industry, pusat bursa dan pameran)
5. Kegiatan politik (pusat pemerintahan, kegiatan politik)

Tujuan wisata (resort area) Donggala Sulawesi Tengah:
Sektor Pariwisata, dengan posisi sangat strategis diapit oleh 2 pintu masuk daerah tujuan wisata yaitu Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara, didukung oleh kondisi alam dan budaya yang relatif masih sangat alami, daerah Sulawesi Tengah memberikan peluang sangat besar di Sektor Pariwisata.
Aspek Fisik atau Wisata Alam: Taman Nasional Lore Lindu (Kab Donggala dan Kab Poso) 230.000 Ha mengandung potensi flora dan fauna tropis khas Sulawesi dan Patung Megalith.
Aspek sosial: Kondisi masyarakat yang umumnya bermata pencaharian nelayan dan berkebun. 
Aspek budaya: Suku bangsa Kaili merupakan penduduk mayoritas di Propinsi Sulawesi Tengah, disamping suku-suku lainnya seperti Dampelas, Kulawi dan Pamona. Selain itu secara keseluruhan masih ada suku-suku lainnya yang tidak begitu besar seperti Balaesang, Tomini, Lore, Mori, Bungku, Buol Tolitoli.
Secara tradisional masyarakat Sulawesi Tengah memiliki seperangkat pakaian adat yang dibuat dari kulit kayu ivo.
Jika dibandingkan dengan taman nasional lain di Indonesia, ukurannya sedang saja, Taman Nasional ini secara resmi meliputi kawasan 217.991.18 ha (sekitar 1.2% wilayah Sulawesi yang luasnya 189.000 km² atau 2.4% dari sisa hutan Sulawesi yakni 90.000 km²) dengan ketinggian bervariasi antara 200 sampai dengan 2.610 meter di atas permukaan laut. Taman Nasional ini sebagian besar terdiri atas hutan pegunungan dan sub-pegunungan (±90%) dan sebagian kecil hutan dataran rendah (±10%).
Taman Nasional Lore Lindu memiliki fauna dan flora endemik Sulawesi serta panorama alam yang menarik karena terletak di garis Wallace yang merupakan wilayah peralihan antara zona Asia dan Australia.
Taman Nasional Lore Lindu yang terletak di selatan Kabupaten Donggala dan bagian barat kabupaten Poso menjadi daerah tangkapan air bagi 3 sungai besar di Sulawesi Tengah, yakni sungai Lariang, sungai Gumbasa dan sungai Palu.
Dari beberapa aspek di atas dapat di simpulkan bahwa perlunya pengembangan wilayah-wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai industri pariwisata unggulan. 





Tidak ada komentar:

PETA PENGGUNAAN LAHAN DESA OLAYA KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PETA PENGGUNAAN LAHAN DESA OLAYA KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG